Pembinaan Kader Kesling
Puskesmas Tembelang Jombang. Pembinaan kader Kesehatan Lingkungan dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2019. Ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun sekali di puskesmas Tembelang. Pelaksana Program kesehatan lingkungan atau Sanitarian Puskesmas Tembelang adalah Ika Mauludiyanawati,S.KM. Program kesehatan lingkungna ini sangat terkait dengan kegiatan program Promosi Kesehatan.
Pembinaan Kader ini membahas permasalahan Sanitasi di 7 desa wilayah kerja Puskesmas Tembelang. Dari hasil SMD & MMD yang telah dilaksanakan bulan Januari 2019 lalu di ketemukan beberapa masalah keseling. Permasalahan tersebut yakni :
- Saluran Pembuangan Air Limbah domestik (Rumah tangga) pada lahan sempit
- Resapan WC (Septictank) yang benar menurut kesehatan
- Pembuangan sampah domestic (Rumah tangga) terbuka
- Kondisi rumah yang lembab
Dari masalah – masalah tersebut di uraikan satu persatu untuk mecari pemecahan masalahnya.
- Saluran Pembuangan Air Limbah domestik (Rumah tangga) pada lahan sempit.
Solusi adalah dengan rekayasa resapan yang mudah & murah yakni dengan membuat resapan seperti membuat sumur gali yang dinding dan dasarnya menggunakan batu bata, tidak di beri PC ( Pasir, Cement). Sehingga penyaringan air limbah domestic (Rumah tangga) oleh pori-pori yang dimiliki batu bata agar tidak terjadi pencemaran air tanah. Untuk ukuran resapan bisa diperhitungkan dari jumlah anggota keluarga dan kebutuhan air bersih per orang yaitu 60 lt/org/hr.
Apabila lahan masyarakat sempit bisa membuat resapan komunal yang diletakkan di satu titik. kemudian dibuatkan sambungan pipa paralon kesetiap rumah dengan prinsip seperti diatas.
- Resapan WC (Septictank) yang benar menurut kesehatan
Pada prinsipnya Septictank adalah resapan tinja manusia yang harus dibuat kedap air (tidak boleh ada celah/ rongga). Hal ini agar bakteri anaerob dapat bekerja dengan optimal untuk mengurai tinja manusia. Sehingga septictank tidak cepat penuh dan mempermudah proses pengurasan.
Pada lahan yang sempit bisa dilakukan rekayasa lokasi seperti halnya SPAL domestik dengan lokasi bisa di teras rumah atau dibawah kamar tidur. Bisa juga dibuat Septictank komunal yakni beberapa closet dari beberapa rumah yang dihubungkan dengan pipa paralon menuju ke satu titik Septictank.
- Pembuangan sampah domestik (Rumah tangga) terbuka
Solusinya adalah membuat Depo pembuangan sampah di setiap desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa. Kemudian dilakukan pemilahan sampah basah dan sampah plastik yang memiliki nilai ekonomis. Sampah basah bisa dilakukan sanitary landfill yaitu pembusukan bakteri organik sehingga bisa menjadi humus atau juga bisa dilakukan dengan rekayasa composting tingkat desa.
Diharapkan semua rumah tangga tidak membakar sampah domestik. Hal ini agar tidak mencemari udara yang dapat menimbulkan penyakit ISPA (Infeksi saluran pernafasan atas).
- Kondisi rumah yang lembab
Kondisi rumah yang lembab dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya udara segar dan sinar matahari yang masuk kedalam rumah.
Udara lembab dapat mengakibatkan tumbuhnya mycobacterium tubercolusis didalam rumah khususnya didalam kamar tidur. Nyamuk aedes aegypti juga suka berkembangbiak ditempat yang lembab. Kondisi rumah yang lembab dengan jumlah penghuni yang padat juga dapat mengakibatkan penyakit ISPA, Paru-paru basah dll. Handuk dan lap basah yang ada didalam rumah juga bisa menyebabkan rumah manjadi lembab.
Cara mengurangi Kelembaban rumah adalah
a. membuat jendela rumah minimal 10% dari luas lantai dan ventilasi mindan 2% dari luas lantai.
b. membiasakan membuka jendela tiap pagi.
c. membersihkan rumah setiap pagi dan sore.
d. memasang genting kaca apabila lahan sempit dan tidak mungkin membuat jendela baru.ika m.